Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu
saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat
lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing
kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi
budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk
yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet
(sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa
Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya
rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor
yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi
sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai
peranan besar dalam memicu konflik.
Teori Kebudayaan
Secara
umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang
lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan
pendekatan kebudayaan, yaitu:
- Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
- Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
- Memandang kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
- Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan Unsur-Unsur Budaya
Setiap
kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang
tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih
sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah
peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri,
budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri
bagi masyarakatnya.
Kebudayaan
setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun
unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang
bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur
besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di
samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti,
dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits
mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
- alat-alat teknologi,
- sistem ekonomi,
- keluarga, dan
- kekuasaan polotik.
Sementara
Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori
fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan
sebagai berikut:
- system norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya,
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
- organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
- Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
- Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
- Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
- Bahasa (lisan maupun tertulis).
- Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
- Sistem pengetahuan dan pendidikan.
- Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals
tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau
cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals
pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan
seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan
lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni
tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton
merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang
lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya,
kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah
tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya.
Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat
dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya
hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan
seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan,
selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat
hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun
juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya.
Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
- Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
- Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
- Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
- Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Gerak Kebudayaan
Gerak
kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab
hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi kelompok masyarakat.
Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada unsur-unsur suatu
kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses
akulturasi ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti:
unsur kebendaan ( alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa
manfaat besar untuk mass media ( radio transistor ) dan unsur yang mudah
disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur
tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah serta pengetahuan
teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit
diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi,
falsafah hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama
proses sosiologi (contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah
individu yang dapat dengan cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing
yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih
sukar. Hal ini disebabkan karena pada generasi tua, norma-norma yang
tradisional sudah internalized (mendarah daging, menjiwai) sehingga
sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak
dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat
pelukisan tentang sistem organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku
mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh,
beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan
organism hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai
pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola
tingkah lakunya.
Pola-pola
tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis
ras yang ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena
seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja ditentukan oleh
sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal dan
jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal
tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia.
Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh
nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal
dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu
disebut “ Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga
berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu
memiliki suatu identitas yang khas berbeda dengan individu yang lain.
Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di definisikan sampai
sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan dalam satu
definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar
sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Unsur – Unsur dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan,
unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar,
terkandung di dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra
yang sebagai alat penerima dari setiap kondisi dan situasi di alam
sekitarnya yang mengalami proses fisik, fisiologi, psikologi sehingga
getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut nantinya diproyeksikan
atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa gambaran
lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut “ Persepsi “.
Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu tersebut
berfokus.
Penggambaran
tentang situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian
yang menarik dan mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan
dihubungkan dengan penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal
dan muncul kembali menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan
pengertian baru dalam psikologi disebut “ apersepsi”. Penggambaran yang
terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan yang
lebih intensif dalam psikologi disebut “pengamatan”. Seseorang dapat
menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran
yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan kemampuan
proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang
tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang
baru tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut
“konsep”. Cara pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau
ditambahi atau di kurangi pada bagian tertentu sehingga membentuk
penggambaran yang sangat baru yang secara nyata sebenarnya tidak pernah
ada dan terkesan tidak realistik disebut “fantasi“. Keinginan yang
semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di gambarkan
terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan
jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep,
dan fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki
seorang individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar
yang disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari
oleh ahli psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau
lenyap namun terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi
disebut “alam bawah sadar”.
Di
alam bawah sadar tersebut, pengetahuan seseorang tercampur,
terpecah-pecah menjadi bagian yang tercampur aduk tidak teratur. Ini
dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau menyusunnya dengan rapi
sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh atau terpotong
bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya pengetahuan
seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke dalam
bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak
sadar”. Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari
oleh ahli psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu
psikoanalisa. Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung
berbagai macam perasaan.
“Perasaan”
adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative.
Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian
tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran seseorang.
Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut disebut “emosi”.
Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di pengaruhi
oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut “dorongan”.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
- Dorongan untuk mempertahankan hidup
- Dorongan seks
- Dorongan mencari makan
- Dorongan untuk bergail / berinteraksi dengan sesama
- Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
- Dorongan untuk berbakti
- Dorongan untuk keindahan
Seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang dibentuk
oleh pengetahuan yang dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya
serta fantasi mengenai berbagai macam hal, juga ada materi yang menjadi
objek dan sasaran unsur kepribadian secara sistematis.
Ada 3 hal yang merupakan isi keribadian yang pokok yaitu:
- Beragam kebutuhan organik diri sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri, serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri.
- Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri dari aspek fisik, psikologi, yang menyangkut kesadaran individu.
- Beragam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau menggunakan beragam kebutuhan sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Aneka ragam kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya
beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan
sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian
serta perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian
dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur
kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit
atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
- Kebiasaan ( Habit
- Adat istiadat (custom)
- Sistem social (social system)
- Kepribadian individu (individual personality)
- Kepribadian umum (modal personality)
- Kebiasaan, adat dan kepribadian
Karena
materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang
individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta
intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia
memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian
tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang
merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial
lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya
memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini
dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu
atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana
kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang
individu.
Berbicara
mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan
antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan
perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan
perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan
kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku
yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas
dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan
orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Dalam
menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi
pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian.
Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk
kepribadian yakni:
- Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value). Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula. Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya. Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan tata cara bergaul.
- SUMBER : http://felovtha24.blogspot.com/2012/03/pengaruh-budaya-terhadap-kepribadian.html
0 komentar:
Posting Komentar